Minggu, 15 Desember 2013

articles translation


           1.      Permasalahan dalam Penerjemahan Karya Sastra
Guru biasanya menyuruh siswa untuk membaca sebuah karya sastra dalam bahasa asli untuk mengapresiasi karya tersebut. Hal ini memang benar, tapi hanya berlaku untuk penduduk asli atau seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan penduduk asli dari bahasa tersebut. Lain halnya bagi orang yang mempelajari bahasa asing; karena mereka tidak dapat menginterpretasikan karya sastra seperti yang dilakukan oleh penduduk asli.
Biasanya seorang pelajar bahasa asing terlalu berlebihan mengartikan atau menginterpretyasikan sebuah karya sastra. Mereka mengesankan karya sastra tersebut dengan kata-kata yang paling sederhana jika karya tersebut berbeda dengan cara pandang penduduk asli. Karena seseorang tidak akan mungkin dapat mempelajari suatu kebudayaan asing sama seperti yang penduduk asli dipelajari. Oleh karena itu, akan terjadi perbedaan penafsiran suatu karya sastra antara satu negara dengan negara lain. Contohnya, ungkapan “Good bye” dalam bahasa inggris bukan diartikan “God be with you” oleh orang Inggris tetapi, penduduk dari negara lain justru mengartikan ungkapan “Good bye” tersebut sebagai “God be with you”. Meskipun demikian, makna suatu kata tidak tergantung pada etimologis atau arti asli dari kata tersebut, tapi lebih pada pemahaman berkomunikasi orang lain.





2.       Penerjemahan
Globalisasi membawa dampak besar bagi penggunaan bahasa asing sebagai alat komunikasi. Bahasa asing terus berkembang dan menjangkau seluruh dunia, dalam hal ini penerjemahn menjadi sangat penting agar pesan yang disampaikan dapat diterima ke semua bahasa. Tidak hanya mentransfer kata-kata dari satu bahasa ke bahasa lain, penerjemahan harus mentransfer maksud dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Seorang penerjemah harus memahami arti yang ingin disampaikan.
Seorang penerjemah memiliki tanggung jawab besar terhadap apa yang telah ia terjemahkan. Ada beberapa kasus yang menjadi masalah besar dalam penerjemahan, diantaranya:
1.      Penerjemah didenda 71 juta dolar karena salah menerjemahkan istilah kedokteran yang mengakibatkan overdosis.
2.      Bank HSBC membayar 10 juta dolar sebagai biaya kampanye ulang atas jargon yang salah diterjemahkan.
3.      Dalam kitab perjanjian lama, diterjemahkan bahwa Musa dianggap memiliki tanduk. Kesalahan ini berlangsung selama berabad-abad dan telah menjadi stereotype.
4.      Melihat kasus diatas,  penerjemah memiliki kaitan yang sangat erat dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari penerjemahan ke dalam suatu bahasa. Bahasa yang berbeda memiliki tata bahasa yang berbeda pula sehingga penerjemah harus menguasai tata bahasa agar produk terjemahan memiliki validitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dibawah ini adalah beberapa langkah mudah dalam penerjemahan.
1.      Membaca bahan terjemahan secara keseluruhan. Pastikan anda memahami maksud yang ingin disampaikan si penulis.
2.      Buat garis besar dari bahan terjemahan tersebut.
3.      Sesuaikan garis besar tersebut dengan bahasa target.
4.      Bandingkan hasil akhir penerjemahan anda dengan sumber asli. Pastikan anda menerjemahkannya secara akurat. Buatlah penyesuaian detail pada setiap frase.
Bahasa mencakup aspek sosial dan budaya suatu komunitas. Dalam hal ini, penerjemahan tidak hanya berhubungan dengan perpindahan antara dua bahasa, akan tetapi dua kebudayaan yang berbeda. Perubahan budaya harus disesuaikan dengan bahasa target dan melingkupi makna harfiah, termasuk diantaranya mengganti item yang tidak ada di bahasa target. Penerjemah sering mengasumsikan budaya yang mereka terjemahkan dengan budaya mereka sendiri, sehingga hasil terjemahan kadang bersifat subyektif bergantung dari sudut pandang penerjemah. Maka dari itu penerjemah harus bersifat obyektif, transparan, menaati kode etik, dan bertanggungjawab.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar