1. Permasalahan dalam
Penerjemahan Karya Sastra
Guru biasanya menyuruh siswa untuk membaca sebuah karya sastra dalam
bahasa asli untuk mengapresiasi karya tersebut. Hal ini memang benar, tapi
hanya berlaku untuk penduduk asli atau seseorang yang memiliki hubungan dekat
dengan penduduk asli dari bahasa tersebut. Lain halnya bagi orang yang mempelajari
bahasa asing; karena mereka tidak dapat menginterpretasikan karya sastra
seperti yang dilakukan oleh penduduk asli.
Biasanya seorang pelajar bahasa asing terlalu berlebihan mengartikan
atau menginterpretyasikan sebuah karya sastra. Mereka mengesankan karya sastra
tersebut dengan kata-kata yang paling sederhana jika karya tersebut berbeda dengan
cara pandang penduduk asli. Karena seseorang tidak akan mungkin dapat
mempelajari suatu kebudayaan asing sama seperti yang penduduk asli dipelajari. Oleh
karena itu, akan terjadi perbedaan penafsiran suatu karya sastra antara satu
negara dengan negara lain. Contohnya, ungkapan “Good bye” dalam bahasa inggris
bukan diartikan “God be with you” oleh orang Inggris tetapi, penduduk dari negara
lain justru mengartikan ungkapan “Good bye” tersebut sebagai “God be with you”.
Meskipun demikian, makna suatu kata tidak tergantung pada etimologis atau arti
asli dari kata tersebut, tapi lebih pada pemahaman berkomunikasi orang lain.
Sumber: www.lituanus.org
2. Penerjemahan
Globalisasi membawa dampak besar bagi
penggunaan bahasa asing sebagai alat komunikasi. Bahasa asing terus berkembang
dan menjangkau seluruh dunia, dalam hal ini penerjemahn menjadi sangat penting
agar pesan yang disampaikan dapat diterima ke semua bahasa. Tidak hanya
mentransfer kata-kata dari satu bahasa ke bahasa lain, penerjemahan harus
mentransfer maksud dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Seorang penerjemah
harus memahami arti yang ingin disampaikan.
Seorang penerjemah memiliki tanggung
jawab besar terhadap apa yang telah ia terjemahkan. Ada beberapa kasus yang
menjadi masalah besar dalam penerjemahan, diantaranya:
1. Penerjemah didenda 71 juta dolar
karena salah menerjemahkan istilah kedokteran yang mengakibatkan overdosis.
2. Bank HSBC membayar 10 juta
dolar sebagai biaya kampanye ulang atas jargon yang salah diterjemahkan.
3. Dalam kitab perjanjian lama,
diterjemahkan bahwa Musa dianggap memiliki tanduk. Kesalahan ini berlangsung
selama berabad-abad dan telah menjadi stereotype.
4. Melihat kasus
diatas, penerjemah memiliki kaitan yang sangat erat dalam
menyampaikan maksud dan tujuan dari penerjemahan ke dalam suatu bahasa. Bahasa
yang berbeda memiliki tata bahasa yang berbeda pula sehingga penerjemah harus
menguasai tata bahasa agar produk terjemahan memiliki validitas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dibawah ini adalah beberapa langkah mudah dalam penerjemahan.
1. Membaca bahan terjemahan secara
keseluruhan. Pastikan anda memahami maksud yang ingin disampaikan si penulis.
2. Buat garis besar dari bahan terjemahan
tersebut.
3. Sesuaikan garis besar tersebut dengan
bahasa target.
4. Bandingkan hasil akhir penerjemahan
anda dengan sumber asli. Pastikan anda menerjemahkannya secara akurat. Buatlah
penyesuaian detail pada setiap frase.
Bahasa mencakup aspek sosial dan
budaya suatu komunitas. Dalam hal ini, penerjemahan tidak hanya berhubungan
dengan perpindahan antara dua bahasa, akan tetapi dua kebudayaan yang berbeda.
Perubahan budaya harus disesuaikan dengan bahasa target dan melingkupi makna
harfiah, termasuk diantaranya mengganti item yang tidak ada di bahasa target.
Penerjemah sering mengasumsikan budaya yang mereka terjemahkan dengan budaya
mereka sendiri, sehingga hasil terjemahan kadang bersifat subyektif bergantung
dari sudut pandang penerjemah. Maka dari itu penerjemah harus bersifat
obyektif, transparan, menaati kode etik, dan bertanggungjawab.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar